Liturgi Sabda


Liturgi Sabda terdiri: Bacaan Alkitab, Masmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Homili, Ungkapan Iman/Syahadat dan doa Umat. Dalam Liturgi Sabda, dihadirkan sabda Allah melalui:

  • Bacaan Alkitab. Sentral sabda diambil dari Injil, maka bacaan Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL) diambil bagian yang sesui atau mendukung bacaan Injil.
  • Mazmur Tanggapan merupakan bagian dari partisipasi umat untuk merenungkan sabda Allah. Oleh karena itu dianjurkan, sekurang-kurangnya bagian Refren untuk dinyanyikan oleh pemazmur dan umat. Demikian juga halnya dengan Bait Pengantar Injil atau yang lebih dikenal dengan Alleluya.
  • Homili. Homili merupakan bagian liturgi dan sangat dianjurkan, Sebab homili itu penting untuk memupuk semangat hidup kristen. Homili itu haruslah merupakan penjelasan tentang bacaan dari Alkitab, atau pun penjelasan tentang teks lain yang diambil dari ordinarium atau proprium Misa hari itu, yang bertalian dengan misteri yang dirayakan, atau yang bersangkutan dengan keperluan khusus umat yang hadir (PUMR 65). Homili menjadi bagian penting dalam rangkaian perayaan Ekaristi karena disana diuraikan sabda Tuhan yang diperdengarkan pada kesempatan itu oleh sang gembala umat (Uskup/Imam/Diakon tertahbis) dan bukan oleh Umat. Maka tak dapat tidak gembala umat akan mempersiapkan homilinya dengan serius karena tujuan homili adalah penyampaikan pesan Tuhan bagi umat-Nya.
  • Pernyataan Iman/Syahadat. Pengakuan iman dalam rangkaian Ekaristi dimaksudkan untuk mengakui dan menerima kebenaran Illahi yang diuraikan dalam homili. Dengan melafalkan kebenaran-kebenaran iman lewat rumus yang disahkan untuk penggunaan liturgis, umat mengingat kembali dan mengakui pokok-pokok misteri iman sebelum mereka merayakannya dalam Liturgi Ekaristi.
  • Doa Umat. Dalam doa umat, jemaat menanggapi sabda Allah yang telah mereka terima dengan penuh iman. Lewat doa umat ini mereka memohon keselamatan semua orang, dan dengan demikian mengamalkan tugas imamat yang mereka peroleh dalam pembaptisan. Sungguh baik kalau dalam setiap Misa umat dipanjatkan permohonan-permohonan untuk kepentingan Gereja kudus, untuk para pejabat pemerintah, untuk orang-orang yang sedang menderita, untuk semua orang, dan untuk keselamatan seluruh dunia (PUMR 69).

Tanpa kita sadari, tak jarang bila ada salah satu sahabat kita sukses dalam karier, kita mulai mencar-cari andil kita apa pada orang itu, sehingga  merasa berhak untuk ikut menikmati kesusksesannya. Bila kita tak dapat apa yang kita inginkan maka kita marah dan mengecapnya sebagai orang sombong.  Yesus juga mengalami hal yang demikian.

Beriman tidak sama dengan berpengetahuan tentang agama, melainkan terbangun hubungan antara orang yang beriman dengan pribadi yang diimani. Ada sikap mempercayakan diri pada pribadi yang diimani. Iman tidak hanya diungkapkan tetapi juga harus diwujudkan. Cinta tak bisa hanya berhenti pada kata-kata (narasi) tetapi harus kongkret pada tindakan nyata.