Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas X Bab VII. Roh Kudus dan Allah Tritunggal. Melalui pembahasan materi dalam bab ini, kita akan diajak untuk memahami bersama pengertian Tritunggal Mahakudus dan Peranan Roh Kudus bagi gereja.
Dalam pengalaman sehari-hari sebagai orang beriman Katolik, mungkin kita lebih banyak berbicara tentang Allah Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, pribadi pertama dan pribadi kedua dalam Tritunggal. Peranan Allah Bapa terasa lebih sering disoroti sejak penciptaan, penyertaan-Nya dalam perjalanan jatuh bangunnya Bangsa Israel, sampai pada persiapan menjelang penjelmaan Yesus Kristus. Yesus Kristus, sebagai pribadi kedua, juga lebih mudah dipahami, apalagi lewat penjelamaan-Nya menjadi manusia, karya-Nya dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh para saksi hidup zaman-Nya. Hal yang sering dirasa agak sulit adalah ketika kita memasuki pembicaraan tentang pribadi ketiga, yakni Roh Kudus. Banyak orang merasa berbicara tentang Roh Kudus seolah berbicara sesuatu yang abstrak.
Tetapi, iman Katolik adalah Iman yang Trinitas. Kita mengimani Allah yang melaksanakan karya penyelamatannya bagi manusia sepanjang zaman, melalui peran ketiga pribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ketiganya merupakan kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan, walaupun ketiganya berbeda. Peran Bapa, hanya mempunyai arti penyelamatan secara utuh dan universal bila kita kaitkan dengan karya Putera dan Roh Kudus. Karya Putera, hanya mempunyai arti penyelamatan secara utuh bila ditempatkan dalam keseluruhan karya dan rencana Bapa, dan yang masih terus berlangsung berkat Roh Kudus. Demikian pula, kehadiran Roh Kudus dan karya-Nya, hanya dapat dipahami sebagai bagian utuh karya keselamatan bila ditempatkan sebagai roh penghibur dan roh kebenaran yang dimintakan Yesus kepada Bapa untuk menyertai manusia.
Pokok materi ini merupakan pintu masuk untuk memahami dasar iman kristiani, maka diperlukan kesetiaan untuk mempelajarinya. Secara metodologis, berturut-turut akan dipelajari tentang:
Untuk memahami ROH KUDUS memang “sangat tidak mudah”, tetapi Tuhan Yesus setelah ke bangkitan-Nya justru memberikan penekanan kepada murid-muridnya untuk tidak meninggalkan Yerusalem sebelum Roh yang Tuhan minta kepada Bapanya turun keatas para murid-Nya. Gampangnya untuk dipahami, “tidak ada segala sesuatu yang terjadi di atas dunia ini kebetulan”, perwujudan kehendak Tuhan itulah yang terjadi seolah-olah kebetulan, Yeremia mengatakan, sejak dalam kandungan ibumu telah Kurancang hidupmu, apakah ini ada yg kebetulan? sekalipun kita manusia memiliki kehendak bebas, tetapinbila Tuhan sudah berkehendak, siapa yang dapat menolak hal itu terjadi ?