Mengapa hanya Seorang Imam?


Bagian ini menambah pengetahuan kita tentang Ekaristi yang akhirnya akan lebih menambah cinta kita pada Ekaristi.

1 Petrus 5: 1 – 4

1ptr 5:1Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.
1ptr 5:2Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
1ptr 5:3Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
1ptr 5:4Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Siapakah Imam itu ?

Imam (umum) adalah pimpinan doa atau ibadat, orang yang mempunyai tugas memimpin, mengajar, menguduskan, orang yang bertanggung jawab atas segala  yang berhubungan dengan ibadat, kekudusan (Kamus Liturgi).

  • Imam (Katolik) adalah seorang beriman (laki-laki) yang telah menjalani tahbisan imam lewat seorang uskup. Seorang imam adalah penerus Imamat Kristus. Ia memimpin kaum beriman menyampaikan ibadat kepada Allah.

Bersama Kristus imam mempersembahkan kurban kepada Allah, melayani sakramen-sakramen dan melambungkan pujian-pujian Gereja. Imam yang melayani paroki biasa disebut pastor. Tugasnya adalah reksa pastoral umat separoki. Sejumlah imam tidak melayani paroki. Mereka melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan semangat tarekat dan kebutuhan Gereja setempat: penelitian, pendidikan, pendampingan rohani: retret dan lain-lain (Kamus Liturgi)

  • Tuhan menunjuk orang-orang pilihan-Nya secara khusus untuk melanjutkan karya-Nya di dunia.

Pada Gereja awal tugas itu diteruskan oleh para Rasul. Dengan berkembangnya dan penyebaran Gereja Katolik di seluruh dunia dibutuhkan orang-orang untuk melayani lebih sungguh, mempersembahkan diri dan mengucapkan janji setia dalam Pentahbisan/Sakramen Imamat sebagai seeorang Imam.

“Dalam tugas para Rasul ada satu bagian yang tidak dapat diserahkan: tugas sebagai saksi-saksi terpilih kebangkitan Tuhan dan dasar Gereja. Tetapi di dalamnya juga terletak sekaligus satu tugas yang dapat diserahkan. Kristus menjanjikan kepada mereka bahwa ia akan tinggal bersama mereka sampai akhir zaman. (bdk. Mat 28:20). Karena itu “perutusan ilahi yang dipercayakan Kristus kepada para Rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman. Sebab Injil yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan asas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hierarkis itu para Rasul telah berusaha mengangkat para pengganti mereka” (LG 20).”

“Dalam menjalankan tugas pelayanan sucinya, para Imam yang ditahbiskan berbicara dan bertindak bukan atas wewenang mereka sendiri, bukan pula karena mandat atau delegasi komunitas tertentu, tetapi atas nama Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja. Karena itu, imamat jabatan ini berbeda secara esensial dan tidak hanya dalam tingkatan dengan imamat umum seluruh umat beriman. Untuk pelayanan umat beriman, Kristus menetapkan Sakramen ini.”

  • Melalui pentahbisan seseorang Imam menjadi diri “seperti” Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi.

“Jadi perjamuan Ekaristi merupakan pusat jemaat beriman, yang dipimpin oleh Imam. Maka para Imam mengajar umat untuk dalam Korban Ekaristi mempersembahkan Korban Ilahi kepada Allah Bapa, dan bersama dengan-Nya mengorbankan hidup mereka sendiri” (KV II).

Maka hanya seseorang yang telah ditahbiskan sebagai imam yang boleh memimpin perayaan Ekaristi.

  • Puncak dari Sakramen-sakramen adalah Sakramen Ekaristi. Dalam Ekaristi kita mengenangkan kembali Perjamuan Terakhir. Roti dan Anggur melambangkan Tubuh dan Darah-Nya sendiri yang terbagi-bagi. Kalau secara jasmani kita melihat hanyalah roti putih kecil yang sederhana dan anggur hasil karya manusia tetapi dalam Ekaristi saat konsekrasi material itu menjadi Tubuh dan Darah-Nya yang kemudian terpecah dan dibagikan pada umat beriman. Yang dibagikan bukan hanya Tubuh dan Darah-Nya tetapi Kasih-Nya. Dalam Ekaristi kita berjumpa dan bersatu dengan Pribadi yang mencintai kita. Maka sebagai pengikut Kristus sudah sepatutnya kita meneladani hidup Kristus dengan berbagi kasih dengan siapa saja yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Hidup Allah yang dibagikan menjadi nyata, sesuai APP keuskupan Tanjungkarang tahun 2021 ini Semakin Ekaristis Semakin Solider.
  • 22 Februari, Pesta Tahkta St Petrus, Rasul.

Petrus merupakan salah satu dari dua belas Rasul. Petrus disebut juga ‘batu karang”. Petrus dipanggil dari nelayan menjadi “penjala manusia”.  Yang mendapat mandat untuk mendirikan Gereja Kristus. Di atas “batu karang” Yesus mendirikan jemaat-Nya (Yoh 20: 15-19). Petrus sebagai Wakil Kristus dan Gembala tertinggi Gereja. Yang juga merupakan Paus pertama.