Liturgi Ekaristi


Ekaristi sering disebut juga sebagai rangkuman seluruh ajaran Yesus. Hal utama yang diajarkan Yesus adalah Kasih, disatu sisi manusia tak lepas dari dosa dan kesalahan, disisi lain manusia ditutut untuk memiliki kasih. Kasih bukan kata-kata semata, melainkan terwujud dalam pengampunan. Dalam Doa Syukur Agung kita mengenankkan dan menghadirkan kembali kasih Kristus yang tidak hanya mengampuni dosa kita bahkan Ia rela memberikan hidup-Nya bagi kita.

Liturgi Ekaristi terdiri dari: a) Persiapan Persembahan, b) Doa Syukur Agung, dan c) Ritus Komuni.

Persiapan Persembahan: Setelah doa umat, imam akan mengajak umat memasuki persiapan Persembahan. Dalam bagian ini bahan persembahan berupa roti dan anggur dipersiapkan di altar. Bisa juga bahan persembahan diantarkan dari pintu utama gereja bersama dengan uang (“kolekte”) yang dikumpulkan dari umat yang hadir. Imam akan mengakhiri bagian persiapan persembahan ini dengan mengucapkan doa: “Berdoalah saudara-saudari supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah,  Bapa, yang mahakuasa”. Kemudian dilanjutkan dengan Doa Persiapan Persembahan. Doa Persiapan  Persembahan ini juga sekaligus menghantar kita masuk dalam Doa Syukur Agung, yang diawali dengan Prefasi.

Doa Syukur Agung: Doa Syukur Agung adalah pusat dan sumber dari Perayaan Ekaristi sebab merupakan pokok tertinggi dari keseluruhan perayaan. Doa Syukur Agung dipahami sebagai doa ucapan syukur Yesus kepada Allah Bapa atas perbuatan-Nya yang agung demi pengudusan diri manusia. Seluruh umat beriman yang hadir karena martabat pembaptisan dalam Kristus berhak dan wajib berpartisipasi secara aktif dalam Doa Syukur Agung Yesus ini sebagai “selebran”, artinya  “yang merayakan” Ekaristi melalui gerak dan kata dirinya. Karena itu, keterlibatan diri secara penuh dalam Doa Syukur Agung ini, pertama-tama dihantar oleh daya kreasi imam (selebran utama) yang memproklamasikan doa ini, dan kemudian konsentrasi hati dan pikiran umat beriman lainnya melalui ekspresi diri atau bahasa tubuh secara konkrit: melihat dengan mata tindakan-tindakan selebran utama di altar, mendengar dengan telinga suara selebran utama yang memproklamasikan isi doa syukur yang dialamatkan kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Kristus Putera-Nya dan seluruh umat menyatakan keyakinan imanya dengan cara mengucapkan atau menyanyikan aklamasi-aklamasi.

Doa Syukur Agung dimulai, sejak selebran utama mengundang seluruh umat untuk mengangkat, mengarahkan hati kepada Tuhan melalui dialog pembuka antara pemimpin dan umat (Prefasi); dia menyatukan persekutuan umat dengan dirinya dalam doa yang ia alamatkan kepada Allah Bapa atas nama seluruh anggota komunitas (Gereja) melalui Yesus Kristus pengantara dan dalam Roh Kudus yang mempersatukan.  Karena itu, maksud dari Doa Syukur Agung adalah agar seluruh anggota komunitas umat beriman menyatukan dirinya dengan Kristus untuk mengakui perbuatan Allah yang agung, besar dan untuk mempersembahkan kurban syukur kepada-Nya. Partisipasi aktif seluruh umat beriman sepanjang Doa Syukur Agung terutama mendengarkan dan mengakui perbuatan Allah dalam diri Kristus melalui keheningan dan melihat dengan hormat tindakan-tindakan Kristus sendiri yang dihadirkan kembali oleh selebran utama (PUMR 78).

 Ritus Komuni: Ritus komuni terdiri dari 4 bagian yakni Bapa kami, Ritus Damai, Pemecahan Roti dan Komuni. Puncak perayaan Ekaristi, yaitu Komuni Kudus. Di dalam Ekaristi terkandung keseluruhan harta rohani Gereja, yaitu Kristus sendiri, maka Ekaristi disebut sebagai ‘sumber dan puncak kehidupan Kristiani’ (KGK 1324).

Kita telah melihat bahwa setiap bagian dari perayaan Ekaristi adalah untuk mempersiapkan kita menerima Komuni Kudus. Ekaristi adalah persatuan dengan Kristus dan melalui Kristus, kita disatukan dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Persatuan kita dengan Kristus inilah yang disebut sebagai ‘Komuni Kudus’, yang menjadikan kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya. Jadi, dengan menyambut Komuni Kudus, kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah Kristus dan kita disatukan dengan Kristus dan dengan semua anggota-Nya. (KGK 1331)