Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru


Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah materi pertama dari bab 3 yaitu Sumber-sumber untuk Mengenal Yesus dari pelajaran pendidikan Agama Katolik dan budi Pekerti kelas 10 SMA/K. Bagian ini mengajak kita untuk memahami Kitab Suci sebagai sabda Tuhan dan sumber utama untuk mengenal Yesus, sehingga semakin mencintai Kitab Suci dengan tekun membaca dan merenungkan serta menghidupinya dalam hidup sehari-hari, serta beriman kepada Allah melalui Kitab Suci. Bagi umat Kristiani, Kitab Suci merupakan kumpulan buku/kitab atau semacam perpustakaan kecil yang memuat kesaksian tentang relasi cinta antara Allah dengan manusia yang berisi tentang pernyataan Diri Allah dan tanggapan manusia atas pewahyuan Allah tersebut.

Alkitab berasal dari kata Bible (Inggris), Bijbel (Belanda) merupakan tiruan dari bahasa Yunani Tabiblia yang berarti Kitab-kitab. Alkitab (Arab-Indonesia), yakni al dan kitab yang berarti sang kitab atau kitab yang mulia. Dengan demikian dalam kata alkitab terkandung pengertian “buku yang suci.” Kitab Suci terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Setiap orang mengetahui bahwa Alkitab adalah buku yang paling unik di dunia yang terdiri dari 73 buah kitab yang ditulis oleh kurang lebih dari 40 orang yang hidup berbeda pada zaman, tempat, tingkat kehidupan, suasana saat penulisan, namun mereka secara khusus telah dipilih Tuhan untuk menuliskan kehendakNya bagi manusia di segala tempat dan abad. Jadi definisi Alkitab adalah Kitab-kitab dari segala kitab yang membicarakan tentang kebenaran.

Istilah Perjanjian Lama pertama kali dipakai oleh Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada umat di Korintus (2Kor. 3:14). “Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.” Rasul Paulus secara khusus memikirkan Hukum Taurat. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, istilah Perjanjian Lama diterapkan pada semua kitab yang diakui bangsa Israel sebagai Kitab Sucinya. Kitab Perjanjian Baru, menunjuk kepada seluruh isi Alkitab jilid kedua yang secara khusus menjadi Kitab Suci umat Kristen. Isinya memang mengenai “Perjanjian Baru” (bdk. Luk. 22:20; 1Kor. 11:25), yang oleh Allah diikat dengan umat manusia melalui Yesus Kristus. Perjanjian itu melanjutkan dan bahkan menyempurnakan perjanjian lama yaitu perjanjian yang diikat Allah dengan umat Israel. Oleh karena umat Israel tidak setia, maka Allah memperbaharui dan menyempurnakannya dalam Yesus Kristus, Putra-Nya. Perjanjian Baru itu tidak akan batal lagi (baik dari pihak Allah atau manusia), karena itu Perjanjian Baru itu juga disebut Perjanjian Kekal, sebab hubungan Allah dengan manusia di dalam Yesus Kristus tidak akan pernah putus atau batal.

Perjanjian Lama adalah perjanjian Allah dengan Umat Israel (Kel. 19) dan memberi kesaksian tentang karya Allah dalam sejarah Israel mulai dengan panggilan Abraham sampai dengan menjelang Perjanjian Baru. Tanda Perjanjian dimeteraikan dengan darah anak domba yang dikurbankan pada mezbah-mezbah perjanjian. Perjanjian Baru mengingatkan perjanjian antara Allah dengan umat manusia, yang dimeteraikan dengan Darah Kristus sebagai Anak Domba Allah yang mengurbankan Diri-Nya demi keselamatan seluruh umat manusia.

Hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah sebagai penggenapan dari janji. Perjanjian Lama mencatat apa yang ‘Allah katakan … pada zaman dahulu kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi’. Perjanjian Baru membicarakan firman terakhir yang difirmankanNya melalui AnakNya, dalam mana seluruh penyataan sebelumnya dimuat, dikukuhkan dan ‘dilampaui’. Perbuatan-perbuatan kekuasaan yang menyatakan Allah dalam Perjanjian Lama memuncak pada karya penyelamatan Kristus; perkataan-perkataan nabi-nabi Perjanjian Lama terpenuhi genap di dalam Dia. Tapi Ia bukan hanya puncak penyataan Allah; Ia adalah juga jawaban manusia kepada Allah — Imam Agung dan serentak Rasul dari pengakuan kita (Ibr. 3:1).

Perjanjian Lama menceritakan kesaksian mereka yang melihat hari Kristus sebelum menyingsing, Perjanjian Baru menceritakan kesaksian mereka yang telah melihat dan mendengar Dia pada waktu kemanusiaan-Nya, yang dengan kekuasaan Roh-Nya, secara utuh mengenal lalu memberitakan anti kedatangan-Nya setelah Ia bangkit dari maut.


Pages: 1 2 3 4 5 6 7