Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria)


C. Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria)

Pada bagian sebelumnya, kita telah mempelajari Gereja yang Mewartakan (Kerygama) Selanjutnya kita akan mempelajari bersama Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria) lanjutan dari Bab IV pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas XI SMA/K. Pada pembelajaran ini kita diajak untuk memahami serta mau Melibatkan diri dalam tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus.

Yesus mengajar berdoa
ilustrasi gambar: pelitaimankatolik

Setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Juruselamatnya, maka panggilan untuknya adalah menjadi saksi. Setiap orang percaya harus mengetahui tugas ini. Namun tidak jarang kita temukan masih banyak orang Katolik yang masih takut bersaksi.

Mengapa takut bersaksi? Apabila kita pergi ke pengadilan, jika ada seorang saksi yang takut bersaksi maka kemungkinan besar bahwa kesaksiannya itu bohong atau tidak benar. Kemungkinan lain adalah saksi tersebut sedang diintimidasi, ditekan, diancam dan sebagainya, sehingga ia takut.

Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukan apa yang dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang lain. Gereja juga mewartakan injil kepada dunia dengan kesaksian hidup yang setia pada Tuhan Yesus. Menjadi saksi Kristus dapat menuai banyak resiko. Yesus berkata “Kamu akan dikucilkan bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuhmu akan menyangka ia berbuat bakti pada Allah.” (Yoh 16:2).

Namun bagi kita orang Kristiani, kita harus berani bersaksi tentang Kritus sebagai Tuhan dan juruselamat kita. Injil Mateus 28 yat 18 menegaskan : “Yesus telah menerima segala kuasa baik di sorga dan di bumi” Artinya bahwa, Yesus berkuasa atas segala-galanya. Biasanya di pengadilan, seorang saksi dihadirkan tugasnya untuk menceritakan dengan jujur dan benar apa yang diketahuinya saja. Ia tidak perlu membela diri, berdebat atau berusaha meyakinkan orang lain. Orang lain mau percaya atau tidak, bukan masalah yang penting saksi tersebut telah menceritakan dengan jujur dan benar. Ketidakpercayaan seseorang tidak akan mengubah kebenaran menjadi salah.

Para murid Yesus dipanggil supaya mereka menjadi saksi-Nya mulai dari Yerusalem yang kemudian berkembang ke seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi (bdk. Kis 1:8). Menjadi saksi Yesus Kristus pun ada konsekuensinya, mulai dari penolakan hingga tindakan kekerasan. Stefanus adalah orang pertama yang mengalami penyesahan dan kemudian diakhiri hidupnya oleh kaum Yahudi secara mengenaskan(bdk. Kis 7:51-8:1a). Pada pembelajaran ini para peserta didik dibimbing untuk memahami makna menjadi saksi Yesus Kristus dalam hidupnya.

Pewartaan dalam bentuk kesaksian hidup mungkin sangat relevan bagi kita di Indonesia. Kita hidup di tengah bangsa yang sangat majemuk dalam kepercayaan dan budayanya. Pewartaan verbal mungkin kurang simpatik dibandingkan dengan pewartaan lewat dialog, termasuk dialog hidup, di mana kita mewartakan iman kita melalui kesaksian hidup kita. Kita dapat menunjukkan hidup yang penuh kasih dan persaudaraan di tengah situasi yang sarat dengan permusuhan, kekerasan, dan terror. Kita dapat menunjukkan hidup yang bersemangat solider di tengah suasana hidup yang serakah dan korup karena didorong oleh nafsu kepentingan diri atau golongan.

Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukkan apa yang dialami dan diketahuinya tentang Yesus Kristus kepada orang lain. Penyampaian penghayatan dan pengalaman akan Yesus itu dapat dilaksanakan melalui kata-kata, sikap, dan perbuatan nyata.

Dalam sejarah, kita juga tahu bahwa banyak orang telah bersedia menumpahkan darahnya demi imannya akan Kristus dan ajaran-Nya. Mereka itulah para martir. Mereka mati demi imannya kepada Kristus. Ada yang bersedia mati daripada harus mengkhianati imannya akan Kristus. Ada pula martir yang mati karena memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi orang-orang yang tertindas.

Uskup Oscar Romero, Santo Pelindung Kaum Miskin
en.wikipedia.org

Uskup Agung El Salvador Oscar Romero Diangkat Menjadi Orang Suci oleh Paus Fransiskus. Pengangkatan Uskup Agung El Savador Oscar Romero sebagai orang suci oleh Paus Fransiskus akan dilakukan dalam upacara kanonisasi di Vatikan pada 14 Oktober 2018. Pengangkatan Romero sebagai orang suci berdasarkan tradisi Katolik karena jasanya sebagai pelindung kaum miskin dan sebagai pahlawan hak asasi manusia di Amerika Latin.

Oscar Romero pernah berkata: “Kristus sedang ‘tersalib’ bersama-sama rakyat El Savador yang menderita dan tertindas. Maka bagi siapapun yang mengimani Kristus, seharusnya merasa terpanggil untuk  membasuh peluh dan darah yang mengucur dari  luka rakyat El Salvador, bagaikan usapan seorang wanita Yerusalem terhadap wajah Yesus yang penuh dengan luka ketika memanggul salib menuju Golgota.” Uskup Oscar Romero malah mengikuti jejak Kristus yang tersalib. Ia pun menjadi martir kebenaran dan kemerdekaan ketika ditembak oleh aparat militer saat memimpin misa di gerejanya.

Perjuangan dan kemartiran uskup Oscar Romero sudah selayaknya menjadi inspirasi bagi umat Katolik dan Kristiani pada umumnya di Indonesia untuk bahu membahu mewujudkan iman kepada Kristus dalam dunia nyata. Yang dimaksud dengan dunia nyata ini adalah kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang kini dibelit problem hampir mirip dengan apa yang dihadapi masyarakat El Salvador.

Selain Oscar Romero, sebut saja almarhum Romo Y.B. Mangunwijaya yang menangani penduduk Kali Code dan masyarakat Kedung Ombo, atau Romo I. Sandyawan Sumardi SJ yang berjuang membela tukang becak, buruh, hingga melindungi mahasiswa aktivis politik.

“Kamu adalah saksi dari semuanya ini” Sabda Kristus (Luk 24:48). Kita adalah saksi Kristus, Allah yang menjadi manusia: yang menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem (bdk Luk 24:46-47). Menjadi saksi Kristus akan menuai banyak risiko seperti yang dialami St. Stefanus, martir pertama, dan para martir atau saksi Kristus lainnya disepanjang segala abad.

Menjadi saksi Kristus ternyata dapat menuai banyak risiko. Yesus telah berkata: “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah (Yoh 16: 2). Yesus sendiri telah menjadi martir. Ia menderita dan wafat disalib demi Kerajaan Allah.